Sabtu, 20 Oktober 2012

Penarikan Tentara Prancis di Afghanistan Dipercepat


Paris (AFP/ANTARA) - Penarikan mundur tentara perang Prancis dari Afghanistan akan dilakukan “sedikit lebih cepat dari yang diantisipasi” dan akan diselesaikan sebelum akhir Desember, ujar Menteri Luar Negeri Prancis, Laurent Fabius, pada Sabtu.

Fabius diwawancara oleh televisi Prancis, BFM, mengenai penarikan mundur tentara saat kunjungannya ke Kabul.

“Kami dapat mengatkan bahwa sejauh ini penarikan mundur tentara berjalan baik dan meskipun sedikit lebih cepat dari yang diantisipasi,” ujarnya.

“Kami sebelumnya mengatakan hingga akhir Desember (2012) namun saya pikir penarikan tersebut akan dilakukan sedikit lebih cepat,” ujar Fabius.

Diplomat tinggi Prancis tersebut menambahkan bahwa “beberapa pria akan tetap berada” di negara itu, bertanggungjawab terutama untuk memulangkan peralatan dan pelatihan tentara Afghanistan.

“Namun tidak akan ada pasukan perang,” tegasnya.

Prancis bergabung dengan koalisi NATO pada akhir 2001 setelah serangan 11 September terhadap Amerika Serikat, untuk menggulingkan Taliban yang telah memberikan perlindungan terhadap Osama Bin Laden dan jaringan Al Qaedanya. 

Prancis merupakan kontributor terbesar kelima untuk International Security Assistance Force (ISAF), yang dijadwalkan akan menarik mundur sebagian besar pasukannya dari 130.000 pasukan mereka yang berada di Afghanistan hingga akhir 2014.

Sebelum pemilihan umumnya pada Mei, Presiden Prancis, Francois Hollande, berjanji untuk mempercepat penarikan pasukannya, sehingga akan diselesaikan hingga akhir 2012, satu tahun lebih cepat dari yang direncanakan Paris dan dua tahun lebih awal dari yang dijadwalkan NATO.

Saat ini terdapat sekitar 2.550 pasukan Prancis di Afghanistan dibandingkan dengan 4.000 pasukan pada satu tahun yang lalu.

Prancis kehilangan 88 pasukannya sejak pengerahan pertama ke negara yang dilanda perang.

“Para tentara tidak dapat tinggal selamanya di Afghanistan. Tidak mungkin untuk negara memastikan keamanannya dari luar. Afghanistan harus mengambil alih tanggungjawab keamanan negaranya,” ujar Fabius.

Dalam kunjungannya, Fabius bertemu dengan Presiden Afghanistan, Hamid Karzai, dan Letnan Jenderal Oliver de Bavinchove, kepala pasukan ISAF yang dipimpin NATO di Afghanistan.(dh/ml)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar