Rabu, 12 Juni 2013

Penginderaan TNI AL "Dikuasai" Singapura dan Beijing


JAKARTA - Sistem kelautan Indonesia memang tergantung dengan negara lain. Saat ini, sistem penginderaan TNI AL di wilayah barat dikendalikan sepenuhnya oleh Singapura. “Jadi, kalau TNI AL dalam hal ini Komando Armada Barat ingin tahu kapal apa saja yang mau lewat atau masuk ke alki barat, harus menunggu data dari Changi, Singapura,” kata pengajar intelejen S1 UI Andi Widjojanto Phd dalam Paska Sarjana Kajian Stratejik Intelijen Universitas Indonesia Rabu (12/6).

Sedangkan, alur laut di wilayah tengah dan timur masih jadi rebutan. “Ada kemungkinan Beijing yang dapat. Jadi, nanti kapal kapal perang kita traficnya tidak dipantau dari Surabaya tapi dari Beijing,” katanya. 
    
Dari sisi sumber daya alutsista, Indonesia juga sangat terbatas. Indonesia tidak mempunyai kapasitas kapal perang canggih yang bisa mengimbangi negara-negara besar. “Kita tidak bisa melakukan blokade laut di wilayah kita sendiri. Kalau AS atau China mau lewat, tidak bisa dibendung,” katanya. 
    
Dia mencontohkan, dalam latihan gabungan TNI Mei lalu, seharusnya alur laut kepulauan Indonesia dinyatakan tertutup bagi negara lain karena sedang ada kapal-kapal perang yang berlatih. “Tapi, pada praktiknya tidak,” katanya. 
    
Andi menambahkan, dari sisi teknologi, pertahanan laut Indonesia terancam sangat tertinggal. Dia mencontohkan, Amerika Serikat sedang merancang sebuah kapal selam stealth (siluman) yang bisa terbang tanpa terdeteksi radar. “Itu artinya, jika tiba-tiba ada kapal itu masuk ke Tanjung Priok, lalu terbang dan Monas hancur dibom, kita tak bisa apa-apa,” katanya. Teknologi lanjut Andi, akan selesai tahun 2030. “Semoga Indonesia segera berbenah dan tidak hanya ribut soal sapi atau jengkol yang harganya naik,” katanya disambut tawa sekitar 200 peserta diskusi yang hadir di Gedung Paskasarjana UI. 
    
Melda Kamil, Phd  menantang pemerintah untuk berani melakukan langkah ekstrem dalam menegakkan kedaulatan di laut. “Tapi, apakah kita berani ? Misalnya dengan Cina, seperti dulu saat tahun 1965 kita berani putuskan hubungan. Di soal laut ini apa kita punya keberanian ? Saya kok tidak yakin,” kata pakar hukum laut Internasional itu. 
    
Melda menjelaskan, banyak aturan-aturan hukum di laut yang merugikan kedaulatan Indonesia. Cina misalnya, menetapkan dua titik di Natuna sebagai batas wilayah mereka. Kapal-kapal berbendera asing pun dengan santai dan rileks melintas di alur laut Indonesia tanpa sanksi yang tegas. 
    
“Bagaimana jika kapal itu menaruh barang berbahaya saat melintas. Kita sebenarnya sangat terancam,” kata Melda. Indonesia juga tidak bisa menerapkan suatu aturan yang berlaku internasional yang disebut hot pursuit. 

Hot pursuit adalah sebuah mekanisme pengejaran oleh sebuah negara berdaulat ketika ada kapal asing yang melanggar batas tanpa izin dan melakukan pelanggaran hukum. “Aturannya membolehkan bisa sampai ke laut bebas bahkan zona ekonomi ekslusif negara lain, tapi syaratnya harus kapal perang (war ship), yang selama ini tidak kita lakukan,” katanya. (rdl/mas)


Angin Kencang Mengganggu Latihan TNI - ATM


 Belasan personel TNI dan Angkatan Tentera Malaysia (ATM) mendarat jauh dari Lapangan Benteng, Medan yang menjadi lokasi pendaratan. Para penerjun umumnya terdorong ke arah timur dari pusat Kota Medan.

Penyebab melesetnya pendaratan terjun payung para personel TNI dan tentara Malaysia itu diperkirakan karena cuaca tidak mendukung. Sebab menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), penerjunan itu terjadi saat angin bertiup kencang.

"Anginnya memang bertiup kencang, arahnya dari barat," kata Mega Sirait, Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Bandara Polonia Medan, Rabu (12/6).

Dia merinci, kecepatan angin di permukaan tanah ketika itu sekitar 13 knot, 11 knot di ketinggian 1.000 dan 2.000 kaki. Di ketinggian 3.000 angin bertiup dengan kecepatan 19 knot. Tiupannya semakin tinggi menjadi 25 knot pada ketinggian 4.000 kaki.

"Lalu, pada 5.000 kaki kecepatannya 33 knot atau sekitar 60 kilometer per jam. Normalnya rata-rata 15 knot," terangnya.

Mega memaparkan, kecepatan angin ini sudah dikoordinasikan dengan pelaksana penerjunan. "Tapi, acara penerjunan itu kan terjadwal, jadi tetap harus dilaksanakan," ujarnya.

Keterangan Mega soal kecepatan angin sejalan dengan pengakuan seorang penerjun yang mendarat di lapangan kompleks perumahan di Jalan Gaharu Medan. "Kecepatan angin tiga puluh knot," ucapnya sambil melipat payung.

Bintara ini bersama belasan personel TNI dan Angkatan Tentera Malaysia (ATM) diketahui mendarat jauh dari Lapangan Benteng, Medan. Para penerjun umumnya terdorong ke arah timur dari pusat Kota Medan. Dua penerjun pertama diketahui mendarat di lapangan perumahan Jalan Gaharu.

Kemudian ada yang mendarat di jalan antara Mal Palladium dan kantor Wali Kota Medan. Selain itu, 2 penerjun didapati mendarat di rel kereta api di Stasiun Besar Kereta Api. Di Jalan Pulau Pinang juga ada penerjun yang mendarat.

Empat penerjun mendarat di lokasi proyek konstruksi di Jalan Jawa. Bahkan ada yang mendarat di gedung belum jadi itu. "Mereka dibantu pekerja bangunan sebelum ambulans datang," kata Dedi Ginting, seorang saksi mata.

Pertemuan Dubes Federasi Rusia untuk Indonesia dan Menhan Purnomo Yusgiantoro



 Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil dalam beberapa tahun terakhir serta pertumbuhan konsumsi domestik masyarakat menengah yang terus meningkat, mendasari pemerintah Rusia untuk menanamkan investasinya di Indonesia. Rencana pemerintah Rusia untuk berinvestasi di Indonesia tersebut disampaikan Duta Besar Federasi Rusia untuk Indonesia H.E. Mr. Mikhail Galuzi yang didampingi CEO Russian Aluminium Mr. Oleg V. Deripaska saat bertemu dengan Menhan Purnomo Yusgiantoro, Rabu (12/6), di kantor Kemhan Jakarta.

Pemerintah Rusia berniat untuk membangun pabrik pengolahan bauksit dan alumunium di Kalimantan sehingga hasil produksinya bisa masuk ke PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) serta industri lain. Selain itu CEO Russian Aluminium menyatakan bahwa nantinya aluminium yang akan diproduksi juga dapat dipergunakan untuk memproduksi peralatan militer dan alutsista lainnya.

Rencana pembangunan pabrik pengolahan aluminium di Kalimantan telah disampaikan pemerintah Rusia kepada pemerintah Indonesia sebelumnya saat Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Radjasa berkunjung ke Rusia beberapa waktu lalu.

Menanggapi hal tersebut Menhan menyambut baik dan mengapresiasi rencana pemerintah Rusia untuk membangun pabrik pengolahan aluminium di Kalimantan. Namun demikian Menhan menyampaikan kepada delegasi Rusia untuk mendiskusikan hal tersebut terlebih dahulu kepada TNI sebagai pengguna akhir dari alutsista dalam hal ini TNI AD, TNI AL dan TNI AU.

Turut hadir mendampingi Menhan dalam pertemuan tersebut Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemhan Laksda TNI Ir. Rachmad Lubis dan Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemhan Brigjen TNI Sisriadi.

Kamis, 06 Juni 2013

Lanud Supadio Dilengkapi dengan Rudal QW 3



PONTIANAK, KOMPAS.com - Pangkalan Udara Supadio, Kalimantan Barat memiliki alat utama sistem persenjataan baru yakni rudal QW ( Qian Wei ) 3. Uji coba sudah dilakukan di Kura-kura Beach Singkawang.
Komandan Lanud Supadio Kolonel Pnb Novyan Samyoga, Kamis (6/6/2013) menjelaskan, QW 3 akan memperkuat sistem alutsista Lanud Supadio. "Kami memiliki wilayah tanggung jawab hingga ke perbatasan dengan negara tetangga. Rudal ini akan meningkatkan sistem alutsista TNI AU di Kalbar," kata Novyan. Rudal QW 3 akan dioperasikan oleh Pasukan Khas TNI AU Batalion 465, Kalbar.
Ini adalah jenis rudal untuk perlindungan obyek vital langsung, jika pesawat musuh masih bisa menembus pertahanan udara di dua ring sebelumnya. Uji coba rudal ini dilakukan di Singkawang Rabu kemarin. Rudal diuji coba untuk menembak pesawat drone S-70 dan umpan yang dilepaskan oleh S-70.


Sekilas Rudal QW ( Qian Wei ) 3
QianWei-3 (QW-3) adalah rudal anti pesawat jinjing yang diluncurkan dari bahu. Rudal ini pertama kali diperkanalkan di Zhuhai pada tahun 2002. Tidak seperti rudal jinjing anti pesawat lainnya, QW-3 tidak dilengkapi dengan penuntun infra merah tetapi menggunakan penuntun laser semi aktif yang unik (unique nose-mounted semi-active laser guidance seeker). Penuntun laser ini menyebabkan rudal ini tahan terhadap flare panas yang diluncurkan pesawat khusus untuk menipu rudal pencari panas maupun sumber panas lain di darat. Walaupun reaksi dari penuntun lasertidak terlalu gesit (15 derajat/detik) dibandingkan penuntun infra merah, tetapi kelemahan ini bisa ditutupi dengan kenyataan bahwa pesawat bergerak lebih lamban pada ketinggian rendah.
Badan rudal QW-3 menggunakan desain dasar dari rudal QW-1, tapi dipasang roket padat tahap kedua sebagai pendorong pada bagian belakang rudal. Ini membuat QW-3 bisa terbang lebih jauh (8 km) pada kecepatan tinggi (750 m/d) dan membawa hulu ledak lebih berat. Rudal ini dilengkapi dengan hulu ledak expanding-rod high-explosive fragmentation yang memiliki zona bunuh radius 3 m.


Spesifikasi :
·         Panjang rudal: 2,100 m
·         Diameter rudal: N/A
·         Berat rudal: 16 kg
·         Propulsi: 2 tahap roket padat
·         Ketinggian operasi: 0,004 ~ 5 km
·         Jarak operasi: 0,8 ~ 8 km
·         Kec.Maks: 750 m/d
·         Penuntun: laser Semi-aktif
·         Hulu ledak: expanding-rod high-explosive fragmentation

Kamis, 25 April 2013

Wamenhan : Tank Leopard Tiba Oktober 2013



( keterangan gambar Leopard 2 Revolution dan Leopard 2A4 *hanya ilustrasi )
Kementerian Pertahanan menyatakan tidak lama lagi senjata baru TNI Angkatan Darat yakni tank tempur utama Leopard dan tank tempur menengah Marder tiba di Indonesia. Sesuai rencana, kedua tank asal pabrikan Rheinmettal, Jerman ini tiba secara berangsur mulai Oktober 2013.

"Tank Leopard dan Marder yang datang bukan cuma contoh saja, tapi sudah yang produksi," kata Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin saat ditemui kemarin malam di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis, 18 April 2013.

Sjafrie melanjutkan, rencananya pengiriman kedua tank akan rampung akhir tahun 2014. Jumlah tank yang akan dikirim Jerman sebanyak 153 unit. Yakni tank Leopard Ri sebanyak 61 unit, tank Leopard 2A4 sebanyak 42 unit, dan tank Marder sebanyak 50 unit. Pembelian tank ini disebut tidak melebihi pagu anggaran sebesar US$ 280 juta.

Pembelian tank ini juga dilengkapi dengan kesepakatan transfer teknologi yang diteken November 2012 lalu. PT Pindad dan Bengkel Pusat Angkatan Darat akan mendapatkan kerja sama pelatihan untuk perbaikan ringan hingga berat.

Kehadiran 153 unit tank ini diharapkan bisa menambah kekuatan TNI AD. Saat ini Indonesia belum juga punya tank kelas berat yang mumpuni. Selama ini TNI AD mengandalkan tank tempur ringan seperti Scorpion buatan Inggris, tank AMX-13 dan AMX-10p. Ketiga jenis tank ringan itu terbilang uzur, sebab diproduksi sejak tahun 1940-1950an.

Kamis, 11 April 2013

Sutiyoso: Solidaritas Anggota Kopassus Memang Tinggi


Jakarta (ANTARA) - Mantan Asisten Personil, Asisten Operasi, dan Wakil Komandan Jenderal Kopassus periode 1988-1992 Sutiyoso menyatakan solidaritas pasukan Kopassus memang tinggi jika dikaitkan dengan kesetiakawanan antarpersonelnya. 
"Aparatur kita Kopassus itu memang punya solidaritas tinggi, punya rasa kebersamaan. Seluruh Kopassus di seluruh dunia seperti itu karakternya," kata Sutiyoso dijumpai pada acara peluncuran buku "34 Wartawan Istana Bicara Tentang Pak Harto" di Wisma Antara, Jakarta, Rabu. 
Pernyataan Sutiyoso itu menanggapi adanya dugaan bahwa anggota militer Kopassus terlibat dalam peristiwa penyerangan yang dilakukan sekelompok orang terhadap empat tahanan di Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman yang terjadi pada Sabtu (23/3) dini hari. 
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan meskipun solidaritas Kopassus tinggi namun dia meminta seluruh pihak menunggu hasil investigasi kepolisian. 
"Kita tidak bisa langsung menuding itu dilakukan Kopassus. Kita tunggu polisi. Dan siapa pun yang salah harus dihukum," ujar dia. 
Sebelumnya terjadi peristiwa penyerangan yang dilakukan sekelompok orang terhadap empat tahanan di lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta, pada Sabtu (23/3) dini hari. 
Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta Brigjen Polisi Sabar Raharjo mengatakan penyerangan dilakukan sekelompok orang bersenjata api dan menembak mati empat tersangka pengeroyokan anggota TNI yang dititipkan di lapas tersebut. 
"Penyerangan pada sekitar pukul 02.00 WIB itu dilakukan oleh sekitar 17 orang. Mereka masuk ke lapas dengan cara melompat pagar," kata Sabar Raharjo. 
Menurut dia, setelah berhasil masuk area lapas, para pelaku memaksa petugas jaga menunjukkan sel keempat tahanan kasus pengeroyokan di Hugo`s Cafe, Sleman, yang mengakibatkan anggota Kopassus Grup II Kandang Menjangan meninggal dunia. 
Dia mengatakan kelompok penyerang juga membawa semua CCTV yang ada di lokasi. 
Sumber di Lapas Cebongan yang meminta namanya tidak disebutkan mengatakan kelompok penyerang sempat menembaki pintu lapas, dan meledakkannya. Kemudian mereka masuk ke lapas, dan mencari empat pelaku penganiayaan terhadap anggota TNI AD itu. 
LSM Setara Institute menduga peristiwa itu dilakukan oleh oknum Kopassus. 
"Sangat sulit menyangkal bahwa ini terlatih. Kalau ini pantas diduga dilakukan oleh oknum Kopassus dan ini belum lagi fakta terlatih, penggunaan senjata dan saya dengar ada penyelidikan, mereka menggunakan bahasa komando dan sebagainya," kata Ketua Setara Institute, Hendardi di Hotel Aryaduta Jakarta, Rabu. 
Namun sejauh ini Kopassus Grup II Kandang Menjangan telah menegaskan tidak terlibat dalam peristiwa tersebut. Hingga saat ini pihak kepolisian masih bekerja melakukan investigasi terkait peristiwa tersebut.(ar)

Bursa KSAD Memanas ( Kaskus by Kenyot10 )


JAKARTA-Jabatan KSAD Jenderal Pramono Edhie Wibowo dipastikan berakhir bulan ini. Tanggal 5 Mei nanti, adik ipar Presiden SBY itu akan memasuki masa pensiun. Otomatis, penggantinya berpeluang menjadi calon Panglima baru.

Dari bursa calon KSAD, tiga nama duisebut-sebut berpeluang menggantikan Pramono. Yakni, Letjen TNI Moeldoko, Letjen TNI Gatot Nurmantyo, dan Letjen TNI M. Munir.

“Moeldoko diketahui sebagai Jenderal akademisi ini seimbang dengan KSAL yang Doktor cumlaude dan KSAU yang juga orang pendidikan. Sedangkan Munir dan Gatot, keduanya lulusan terbaik dan memiliki pengalaman yang mumpuni. Tapi semua kan tergantung presiden,” kata Susaningtyas Nefo Kertopati, anggota Komisi I DPR kemarin.

Letjen TNI Moeldoko saat ini menjabat sebagai Wakil Kepala Staf TNI AD (Wakasad), Letjen TNI Gatot Nurmantyo (Komandan Kodiklat) dan Letjen TNI M Munir menjabat Pangkostrad (Panglima Komando Cadangan Strategis ). Tiga nama lainnya yang berpangkat bintang tiga, yakni Letjen Budiman (Sekjen Kementerian Pertahanan), Letjen TNI Langgeng Sulistyono (Sekretaris Menko Polhukam), dan Letjen TNI Andi Geerhan Lantara.

Moeldoko pernah menjabat di Kostrad juga sebagai Panglima Divisi. Sedangkan Gatot Nurmantyo berpengalaman sebagai Pangdam V Brawijaya Jawa Timur.

Susaningtyas yang juga doktor di bidang komunikasi intelijen itu menyebut, siapapun KSAD yang baru harus punya keterampilan berkomunikasi. “Dekat dengan prajuritnya juga harus dekat dengan rakyat,” katanya.

KSAD juga dituntut mampu melakukan pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan meningkatkan kesejahteraan prajurit. Selain itu hubungan antarinstitusi juga harus dibenahi. “Karena sekarang bukan jamannya perang otot. Perang urat syaraf menuntut seseorang memiliki kemampuan pikir yg tajam,” kata Nuning sapaan Susaningtyas.

Direktur Lembaga Studi Pertahanan dan Strategi Indonesia Rizal Darmaputer menilai bursa KSAD akan memanas karena potensinya menjadi Panglima TNI besar. “Tradisi TNI AD untuk KSAD selalu seru dan menarik untuk dicermati,” katanya.

Walaupun TNI sudah tidak lagi berpolitik praktis, namun kata Rizal, posisi KSAD bisa sangat strategis. “Memang netral, tapi secara kultural, KSAD memang selalu dekat dengan kekuasaan,” kata alumni IDSS Jenewa itu. 

sumber: 
http://www.hariansumutpos.com/2013/0...#axzz2Q8IRRGTR

Semoga saja nantinya KSAD yang baru dapat bekerja lebih baik lagi, dan dapat meningkatkan kekuatan dan pamor TNI AD.

Alutsista Baru TNI AU Terus Berdatangan


Jakarta (MI)  Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) Indonesia akan semakin komplet. Sebab, pesawat-pesawat pertahanan TNI AU dari berbagai jenis akan berdatangan.

"Sampai 2014 ini akan datang banyak pesawat yang melengkapi TNI AU, ada F 16, ada Boeing, ada pesawat angkut, Hercules, helikopter, Fokker kemudian pesawat latih termasuk kelengkapan persenjataan," kata Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia kepada wartawan usai menghadiri HUT ke-67 TNI AU di Lanud Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, Selasa (9/4/2013).

Bagus mengatakan, pemerintah belanja alutsista melalui 3 tahap. Tahap pertama pada 2014, tahap kedua pada 2019 dan tahap ketiga pada 2024. 

Menurut Bagus, akan ada penambahan delapan pesawat untuk pemenuhan alutsista di tahun 2014. "Pesawat T50 akan datang satu skuadron," ucapnya.

Penambahan alutsista tersebut disebar di beberapa daerah. Penambahan pesawat F 16 akan memperkuat pertahanan TNI AU di Pekanbaru, Riau. Hercules untuk pertahanan di Makassar dan pesawat tanpa awak UAV di Pontianak.

Dari detik.com dengan perbaikan.

Pembangunan Pabrik Kapal Selam 2017 ( Kaskus via Kenyot10 )


JAKARTA - Pembangunan pabrik modern untuk pembuatan kapal selam TNI Angkatan Laut di Indonesia ditargetkan dapat direalisasikan tahun 2016 atau 2017. Sebab, kapal selam pertama yang dibuat oleh Korea Selatan baru selesai tahun 2014.

"Pembangunan pabrik semua tergantung komitmen pemerintah. Pemerintah mutlak menyokong pendanaannya. Tanpa itu saya kira sangat sulit pembangunan kapal selam bisa direalisasikan di Indonesia," kata Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama Untung Suropati di sela seminar tentang "Teknologi Perkapalan sebagai Bagian dari Peradaban Maritim Indonesia", di Kampus Universitas Indonesia, Depok, Rabu.

Ia berharap sudah ada perencanaan dari sekarang agar pada waktunya nanti pengerjaan kapal selam ketiga itu lancar tanpa kendala.

"Keberadaan pabrik modern untuk membuat kapal selam menjadi kendala serius kita saat ini," kata Untung.

Pembangunan pabrik modern ini, tambah dia, bukan persoalan sederhana karena selain membutuhkan banyak sumber daya manusia yang andal. Pemerintah pun harus menyiapkan dana yang tidak sedikit.

Oleh karena itu, ia berharap sumber daya manusia yang sudah dikirim ke Korea benar-benar menyerap ilmu secara komprehensif.

"Ketika secara keilmuan sudah memenuhi syarat, baru kemudian pemerintah mempersiapkan pabriknya," katanya.

Indonesia sudah sepakat melakukan transfer teknologi kapal selam dengan Korea Selatan, dimana akan dibuat tiga unit kapal selam. Untuk kapal selam pertama, pihak Indonesia hanya memantau pengerjaannya di Korea Selatan.

Selanjutnya, kata dia, pada pembuatan kapal kedua, teknisi di Indonesia dilibatkan dalam membuat kapal selam. Namun, pembuatannya tetap dilakukan di Korea Selatan.

Sementara untuk kapal selam ketiga, Indonesia akan membuat sendiri kapal itu di galangan kapal PT PAL. "Pada tahap inilah Indonesia harus mempersiapkan peralatannya. Termasuk membuat pabrik baru untuk mendukung pembangunannya," jelas Untung.

Ia juga memastikan Pangkalan Kapal Selam yang disiapkan di Teluk Palu, Sulawesi Tengah, bisa diresmikan pada akhir tahun 2013.

"Hingga kemarin (minggu lalu) saat Kepala Staf Angkatan Laut (Laksamana Marsetio) berkunjung ke sana, pangkalan sudah rampung lebih dari 90 persen. Diharapkan akhir tahun ini diresmikan," katanya menjelaskan.

Pangkalan seluas 13 hektare inilah yang nantinya digunakan untuk menyimpan semua kapal selam yang dimiliki Indonesia, termasuk untuk menyimpan kapal selam baru yang saat ini dibuat di Korea Selatan. (Investor Daily/tk/ant)