Selasa, 18 September 2012

"Pilkada DKI Masuk DPR"





TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Ketegangan jelang hari pencoblosan putaran kedua Pilkada DKI Jakarta terasa hingga ke ruang rapat DPR RI.
Sikap Wakil Ketua Komisi III DPR RI Azis Syamsuddin yang mengimbau politisi PDIP untuk mengganti kemeja kotak-kotak menuai imbauan balik agar semua orang berkumis juga keluar dari ruang rapat.
Adu argumen soal baju kotak-kotak terjadi pada rapat kerja antara Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat dengan tiga institusi penegak hukum, yakni Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kepolisian RI (Polri), dan Kejaksaan Agung, di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (17/9/2012).
Sewaktu rapat kerja hendak ditutup untuk istirahat, Wakil Ketua Komisi III dari Fraksi Partai Golkar Aziz Syamsuddin menyoroti busana beberapa politisi PDI Perjuangan yang memakai kemeja bermotif kotak-kotak ala Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama, calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Aziz meminta agar politisi parpol pendukung duet Jokowi-Ahok untuk mengganti baju ketika istirahat. Dia menilai pemakaian baju itu bentuk kampanye terselubung. "Karena ini rapat maka jangan ada kampanye terselubung," kata politisi asal Golkar itu.
Anggota Komisi III asal PDIP yang mengenakan kemeja kotak-kotak diantaranya Trimedya Panjaitan, Nurdin dan Sayed Muhammad Mulyadi. Merasa dirinya memakai baju kotak-kotak, Trimedya yang merupakan anggota Komisi III asal Fraksi PDI Perjuangan, langsung menyebut pemakaian baju kotak-kotak bukan bentuk kampanye sesuai keputusan KPU DKI Jakarta. Trimedya bahkan memperlihatkan surat keputusan itu.
"Saya yang temaksud, saya bawa surat KPU DKI dan tidak ada larangan soal pemakaian baju. Kalau Pak Aziz persepsikan kampanye, itu pikiran Pak Aziz saja. Kita tak perlu khawatir. Ini enggak apa-apa. Kita lihat saja tanggal 20 September nanti (pemungutan suara)," kata Trimedya disambut tawa.
Trimedya mengatakan kedatangannya sebagai anggota Komisi III DPR RI yang ingin mengetahui sinergitas antara Polri, KPK dan Kejaksaan Agung.
Azis memberikan jawaban. Menurutnya, penggunaan kemeja kotak-kotak sebagai bagian dari kampanye terselubung. Ia pun mengingatkan azas pemilu yang Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia. "Kalau bukan kampanye terselubung," ujar Azis.
Politisi PDIP, Sayed Muhammad Mulyadi yang juga memakai baju kotak-kotak turut menanggapi Azis. Ia mengingatkan bahwa KPU tidak mempermasalahkan pemakaian kemeja tersebut.
"Kenapa dipermasalahkan? Kalau soal etika, nanti saya minta juga yang berkumis tidak boleh masuk ke sini. Saya enggak masuk nanti, Pak Kapolri (Jenderal Timur Pradopo), Pak Jaksa Agung (Basrief Arief) jangan masuk. Itu identitas," kata Sayed yang memang berkumis.
Ucapan Sayed itu langsung disambut tawa lebih riuh, termasuk oleh Aziz. Selain Kapolri dan Jaksa Agung, Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Nanan Soekarna dan beberapa aparat lain juga memelihara kumis. Bahkan, Ketua Komisi III I Gede Pasek Suardika juga berkumis.
Perdebatan ini akhirnya tak berlarut-larut setelah Wakil Ketua Komisi III Tjatur Sapto Edy menutup rapat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar